HomePendidikanPerspektif Sosial Budaya tentang Masalah Pendidikan
Perspektif Sosial Budaya tentang Masalah Pendidikan

Perspektif Sosial Budaya tentang Masalah Pendidikan

Sebelumnya saya telah memapaparkan Beberapa Permasalahan Pendidikan di Indonesia, bisa anda baca di sini. Kali ini pembahasan yang akan saya paparkan masih seputar masalah pendidikan di Indonesia. Karena sesungguhnya permasalah pendidikan sangat banyak dan dapat kita tinjau dari berbagai sudut pandang. Saya sendiri lebih cenderung untuk melihat permasalahan pendidikan ini ini dari perspektif sosial budaya.

Pembangunan Pendidikan di Indonesia

Pembangunan pendidikan yang kita rasakan hingga saat ini tentu sudah sangat baik, jika kita bandingkan dengan dulu saat sebelum merdeka. Bangsa kita Indonesia sudah mengalami banyak perubahan baik secara mental maupun sarana, media dan intfratruktur. Tetapi tentu jika kita membandingkannya dengan negara-negara se-ASEAN, yang kita saksikan masih ketinggallan jauh oleh mereka. Oleh karena itu, upaya yang efetif menurut hemat saya adalah perlunya penanganan yang lebih serius lagi terhadap dunia pendidikan kita di Indoensia.

Pertama-tama bermula dari upaya untuk membangun sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, berwawasan iptek, serta bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang relatif ringan. Penyebabnya adalah karena pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks. Kita masih menghadapi sejumlah masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat penting untuk segera kita atasi karena sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya.

Masalah Pendidikan dalam Perspektif Sosial Budaya

Ada beberapa masalah internal pendidikan yang bisa kita bahas pada kesempatan ini, antara lain sebagai berikut.

Pertama, rendahnya pemerataan kesempatan belajar (equity) dan banyaknya peserta didik yang putus sekolah. Selain itu, banyak pula lulusan yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini identik dengan ciri-ciri kemiskinan.

Kedua, rendahnya mutu akademik terutama penguasaan ilmu pengetahuan alam (IPA), matematika, serta bahasa terutama bahasa inggris. Padahal, penguasaan materi tersebut merupakan kunci dalam menguasai dan mengembangkan iptek.

Selain itu, rendahnya efisiensi internal karena lamanya masa studi melampaui waktu standart yang sudah kita tentukan. Rendahnya juga efisiensi eksternal sistem pendidikan yang kita kenal dengan relevansi pendidikan, yang menyebabkan terjadinya pengangguran tenaga terdidik yang cenderung terus meningkat.

Kembangkan keterampilan tenaga terdidik dengan kursus online.

Dalam perkembangan dunia usaha, pengusaha besar yang jumlahnya terbatas dan sangat mengutamakan efisiensi (padat modal dan padat teknologi) masih sangat mendominasi. Hal ini menyebabkan kecenderungan meningkatnya pengangguran tenaga terdidik. Dengan demikian pertambahan kebutuhan akan tenaga kerja jauh lebih kecil yang tidak seimbang dengan pertambahan jumlah lulusan lembaga pendidikan.

Terjadi kecenderungan menurunnya akhlak dan moral yang menyebabkan lunturnya tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial, seperti terjadinya tawuran pelajar dan kenakalan remaja. Dalam hal ini pendidikan agama menjadi sangat penting menjadi landasan akhlak dan moral serta budi pekerti yang luhur perlu diberikan kepada peserta didik sejak dini. Dengan demikian, hal itu akan menjadi landasan yang kuat bagi kekokohan moral dan etika setelah terjun ke masyarakat.

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi pendidikan

Berbagai masalah di atas erat kaitanya dengan kendala seperti keadaan geografis, demografis, serta sosio-ekonomi. Besarnya jumlah penduduk yang tersebar di seluruh wilayah geografis Indonesia cukup luas. Kemiskinan juga merupakan salah satu kendala yang memiliki hubungan erat dengan masalah pendidikan. Rendahnya mutu kinerja sistem pendidikan tidak hanya disebabkan oleh adanya kelemahan menejemen pendidikan tingkat mikro lembaga pendidikan, tetapi karena juga menejemen pendidikan pada tingkat makro seperti rendahnya efisiensi dan efektivitas pengolahan sistem pendidikan.

Perspektif Sosial Budaya

Sistem dan dan tata kehidupan masyarakat tidak kondusif yang turut menentukan rendahnya mutu sistem pendidikan di sekolah. Hal ini pada gilirannya menyebabkan rendahnya mutu peserta didik dan lulusannya. Kebijaksanaan dan progran yang ditujukan untuk mengatasi berbagai permasalahan di atas, harus di rumuskan secara spesifik. Tentu karena fenomena dan penyebab timbulnya masalah juga berbeda-beda di seluruh wilayah Indonesia.

Sistem pendidikan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan masyarakat sebagai supra sistem. Pembanguan sistem pendidikan tidak mempunyai arti apa-apa jika tidak singkron dengan pembanguanan nasional. Kaitan yang erat antara bidang pendidikan sebagai sistem dengan sistem sosial budaya sebagai supra sistem tersebut. Dimana sistem pendidikan menjadi bagiannya, menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga permasalahan intern sistem pendidikan itu menjadi sangat kompleks.

Kesimpulan

Suatu permasalahan intern pendidikan berkaitan erat dengan masalah di luar sistem pendidikan itu sendiri. Misalnya masalah mutu hasil belajar suatu sekolah tidak dapat terlepas dari kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakat sekitarnya.

Untuk itu kita mengharapkan agar pendidikan di Indonesia dapat mencitakan mutu yang berkualitas. Melahirkan generasi-generasi hebat yang dapat menciptkan inovasi-inovasi yang dapat meningkatkan kualitas sistem pendidikan kita.

Referensi : https://abraham4544.wordpress.com/umum/problematika-pendidikan-di-indonesia/

Sumber gambar: www.vu.edu.au

Leave A Reply

Artikel Lainnya

Mungkin anda tertarik dengan artikel berikut:

Pendidikan inklusif adalah pendekatan yang mengedepankan kesetaraan dan keterlibatan bagi semua individu, tanpa memandang perbedaan kemampuan atau kebutuhan mereka. Konsep...
Setelah saya memaparkan tulisan yang berjudul Kekerasan Terhadap Siswa. Nah, kali ini saya akan memaparkan tulisan yang sedang menjadi perbincangan...
Halo, kita kembali lagi membahas tentang pendidikan anak. Kali ini kita akan membahas tentang Child Grooming. Hmm, apa sih itu?...